Zoom Bagikan 4 Tips untuk Perketat Keamanan Cyber di 2023
Keamanan cyber di 2023 menjadi hal penting dan menjadi bagian investasi jangka panjang perusahaan. Menambah skill SDM juga perlu untuk mengantisipasi serangan

Di era digital ini, keamanan cyber menjadi salah satu hal yang sangat penting. Hal ini karena semakin banyaknya pengguna internet, terlebih sejak era pandemi yang memaksa banyak hal menjadi serba daring.
Banyak perusahaan juga menggunakan kecanggihan teknologi untuk memudahkan usahanya. Sehingga, serangan malware hingga Advanced Persistent Threat (APT) mengintai keamanan cyber para pengguna.
Terlebih beberapa waktu terakhir, jagat maya dihebohkan oleh bocornya data akibat peretasan, tentu hal ini membuat sebagian orang menjadi resah. Banyaknya perusahaan dengan perluasan jejak digital menggunakan gaya kerja hybrid menjadi salah satu faktornya.
Sehingga, diperlukan perlindungan sistem dan data yang canggih dan kuat agar terhindar dari pencurian data. Hal ini menjadi bagian dari strategi bisnis jangka panjang perusahaan yang tidak bisa disepelekan.
Ada 4 poin yang perlu diperhatikan oleh keamanan cyber perusahaan di tahun 2023. Diantaranya: meningkatkan fokus, perlindungan dari serangan spear phishing dan rekayasa sosial lain, ketidakstabilan perangkat lunak (software supply chain) bisa menjadi celah serangan siber skala besar, dan terakhir, meningkatnya ketergantungan akan teknologi cloud.
Dimulai dari meningkatkan fokus keamanan cyber yang mencakup banyak hal, seperti: pemulihan dan kesinambungan.
tafansa.id mengutip melalui Antara, bahwa Chief Information Security Officer Zoom, Michael Adams, menyebutkan, perusahaan perlu melakukan investasi sumber daya manusia.
Hal ini karena skill orang di balik layar bisa membuat mereka memproses dan menanggulangi dampak serangan siber dan melanjutkan operasional perusahaan setelah peristiwa terkait.
“Kemudian yang kedua, di tahun depan, serangan spear phishing dan rekayasa sosial yang menggunakan teknologi deep-fake dan kecerdasan buatan akan semakin canggih. Sehingga pelakunya akan semakin sulit diidentifikasi," kata Adams.
Selanjutnya di poin ketiga, beberapa tahun terakhir, serangan pada perangkat lunak menjadi fokus khusus.
Sebagai contoh Amerika Serikat. Mereka menggunakan keamanan Executive Order untuk perangkat lunak pemerintahan.
“Namun, fokus perusahaan bisa dimulai dari pendekatan zero-trust hingga meningkatkan keamanan layanan infrastruktur. Sehingga keamanan cyber menjadi semakin kuat,” tambahnya.
Terakhir, teknologi cloud yang bersifat fleksibel membuatnya bisa digunakan di berbagai area. Namun, perusahaan menjadi lebih berpotensi untuk diserang. Sehingga, strategi teknologi keamanan dan perlindungan cloud perlu kembali dipikirkan.
“Evaluasi untuk pihak ketiga perlu dilakukan secara menyeluruh oleh Para pimpinan tim TI perusahaan. Selain itu, mereka juga perlu memahami teknologi yang digunakan untuk backend,” tutup Adams.
Sumber Gambar: https://www.pexels.com/photo/people-on-a-video-call-4226140/